Malem ini aku sedih. Nyaris banget dia tau kalo aku suka sama dia. Aku ngetik disini karena aku yakin dia nggak bakal mampir kesini.
Tadi aku takut. Coba, bayangin kalo tadi aku keceplosan?! Nggak apa-apa deh dibilang nggak jelas daripada dibilang nggak punya harga diri.
Ini rasanya aneh. Kesel. Dan ini tuh sesuatu bgt *eh
Sekarang dia nggak bales sms aku. Aku malu. Nggak bilang aja aku kaya gini, apalagi tadi bilang. Fiuuuh.....
Jadiin ini pelajaran aja lah. Kalo kalian suka sama orang, jangan sampe ngalamin kaya begini. Nggak enak! Beneran deh.
Terus soal dia.... Yaudahlah. Mau diapain lagi. Tanpa aku nyatain perasaan, aku udah tau jawabannya. Kalo sekarang dia ngejauh, yah~ itu sih terserah dia. Hak dia.
Hmm... Kalo sampe dia baca ini, mungkin aku bakal pake kardus buat nutupin muka kemana-mana. Aku malu. Malu yang bener-bener malu. Hiks~ (˘̩̩̩.˘̩ƪ)
Oke. Segini aja curhatnya. Makasih udah sempet-sempetin luangin waktu buat mampir :)
Senin, 12 September 2011
Jumat, 09 September 2011
Sparkling Note -090911-
Malem temen-temen :) makasih udah nyempetin waktunya buat baca disini. Langsung aja yah.
Hari ini aku mau cerita tentang tante kesayanganku. Namanya Sri. Dia baik banget orangnya. Dia punya 3 anak. Evi, Putri dan Marwan. Tempat tinggal mereka masih di daerah rumahku, tapi kemudian pindah ke bogor, rumah nenek aku. Kehidupannya baik-baik aja sampai pada saat dimana mereka kembali mudik dari Tasik, tempat suaminya. Waktu itu kebetulan aku ada disana untuk nyari pengobatan alternatif buat TBC-ku. Aku, sih, pura-pura nggak tahu aja masalah mereka kembali dengan wajah seperti itu. Aku bahkan sempet menguping pembicaraan mereka dengan anggota keluarga.
Setelah beberapa jam nguping dari kamar nenek, aku tahu sesuatu. Mereka akan berpisah. Hanya karena masalah dari pihak suami, kenapa mereka begitu? Kenapa harus pisah?
Ternyata, keluarga suami tanteku memang bener-bener nggak suka sama tante. Kalian boleh percaya atau nggak. Tapi keluarga suami tanteku itu "ngedukun" supaya tante sakit. Kalian pasti nggak percaya. Tapi ini sungguhan. Rumah nenekku dan rumah suami tante masih alam banget. Masih banyak yang gunain kemampuannya untuk hal-hal yang jahat.
Dan. Nggak lama hari itu datang. Saat aku sudah ada di Jakarta. Jadi, aku hanya nguping pembicaraan ibu ditelepon dengan kakek. Kakek bilang di kepala tanteku tumbuh bisul. Tapi karena sakit dan mengganggu, akhirnya tante berobat ke dokter. Ternyata benar. Itu tumor. Eh tapi tumor apa kanker yah? Ah, maaf aku lupa :(
Kejadian selanjutnya adalah bisulnya membesar dan terus membesar. Ah maaf, tumor maksudku. Makin hari makin membesar. Kepala tanteku saat itu sudah botak. Dan karena pengen lihat keadaan tante, aku, adik dan kedua orangtuaku berangkat ke bogor.
Ketika sampai di rumah orangtua ibuku, di bogor tentunya, aku syok. Aku nggak percaya. Rasanya aku mau menangis. Bayangkan! Tanteku bertahan hidup dengan kehilangan setengah tengkorak kepalanya selama beberapa bulan. Ini nggak pernah aku duga. Sebegini beratkan penderitaannya?
Hari-hari berlalu. Ibu pun dapat kabar dari kakekku di Bogor. Kakek bilang tanteku meninggal. Dia pasti udah nggak kuat ngejalanin hidupnya sekeras apapun berusaha melawan penyakitnya. Dan aku rasa ini emang jalan terbaik untuknya.
Untukmu disana, kami selalu menyayangi dan mendoakanmu. Bahagialah.
Hari ini aku mau cerita tentang tante kesayanganku. Namanya Sri. Dia baik banget orangnya. Dia punya 3 anak. Evi, Putri dan Marwan. Tempat tinggal mereka masih di daerah rumahku, tapi kemudian pindah ke bogor, rumah nenek aku. Kehidupannya baik-baik aja sampai pada saat dimana mereka kembali mudik dari Tasik, tempat suaminya. Waktu itu kebetulan aku ada disana untuk nyari pengobatan alternatif buat TBC-ku. Aku, sih, pura-pura nggak tahu aja masalah mereka kembali dengan wajah seperti itu. Aku bahkan sempet menguping pembicaraan mereka dengan anggota keluarga.
Setelah beberapa jam nguping dari kamar nenek, aku tahu sesuatu. Mereka akan berpisah. Hanya karena masalah dari pihak suami, kenapa mereka begitu? Kenapa harus pisah?
Ternyata, keluarga suami tanteku memang bener-bener nggak suka sama tante. Kalian boleh percaya atau nggak. Tapi keluarga suami tanteku itu "ngedukun" supaya tante sakit. Kalian pasti nggak percaya. Tapi ini sungguhan. Rumah nenekku dan rumah suami tante masih alam banget. Masih banyak yang gunain kemampuannya untuk hal-hal yang jahat.
Dan. Nggak lama hari itu datang. Saat aku sudah ada di Jakarta. Jadi, aku hanya nguping pembicaraan ibu ditelepon dengan kakek. Kakek bilang di kepala tanteku tumbuh bisul. Tapi karena sakit dan mengganggu, akhirnya tante berobat ke dokter. Ternyata benar. Itu tumor. Eh tapi tumor apa kanker yah? Ah, maaf aku lupa :(
Kejadian selanjutnya adalah bisulnya membesar dan terus membesar. Ah maaf, tumor maksudku. Makin hari makin membesar. Kepala tanteku saat itu sudah botak. Dan karena pengen lihat keadaan tante, aku, adik dan kedua orangtuaku berangkat ke bogor.
Ketika sampai di rumah orangtua ibuku, di bogor tentunya, aku syok. Aku nggak percaya. Rasanya aku mau menangis. Bayangkan! Tanteku bertahan hidup dengan kehilangan setengah tengkorak kepalanya selama beberapa bulan. Ini nggak pernah aku duga. Sebegini beratkan penderitaannya?
Hari-hari berlalu. Ibu pun dapat kabar dari kakekku di Bogor. Kakek bilang tanteku meninggal. Dia pasti udah nggak kuat ngejalanin hidupnya sekeras apapun berusaha melawan penyakitnya. Dan aku rasa ini emang jalan terbaik untuknya.
Untukmu disana, kami selalu menyayangi dan mendoakanmu. Bahagialah.
Langganan:
Postingan (Atom)