Minggu, 24 Februari 2013

Hai Cinta



Tetes air mata ini
Masih terus bergulir perlahan
Menanti dirimu yang telah pergi bersama bayangan
Seandainya kau tahu
Aku disini tak pernah berhenti memikirkanmu
Sedetikpun itu

Hai Cinta
Kurasa aku terlalu merindukanmu
Berharap kau berdiri dibawah lampu taman itu
Menunggu kehadiranku di malam yang sunyi ini
Sekarang ini

Cinta
Aku hanya tak ingin melupakan senyummu
Karenanya...
Bagaimanapun aku ingin bertemu denganmu
Aku selalu berharap
Tapi jika dalam dimensi yang berbeda pun takdir tak mengizinkan,
Aku bisa apa?
Mungkin masih akan sama dengan sekarang
Menangis
Aku hanya bisa menangis
Sungguh
Aku tak ingin
Tapi hanya ini yang bisa kulakukan
Karena aku, kau dan semua orang tahu
Kenyataan telah berkata,
Kita telah menjadi dua orang asing yang tanpa kenangan
Tidak
Aku masih memiliki kenangan tentangmu
Lalu dirimu?
Aku tak yakin kau masih mengingatku
Karena aku tahu
Perasaanku selalu bertepuk sebelah tangan

Tapi...
Meski dalam harapan yang kurasa tak akan mungkin
Aku masih ingin mempercayai keajaiban
Aku masih ingin mempercayai pertemuanku denganmu
Di dimensi yang tak mungkin lagi sama
Di lembaran kisah yang tak lagi serupa
Dan di saat itu
Masihkah kau ingat padaku?

Yang aku tahu
Tak ada yang salah denganku
Karena aku hanya mencintaimu

Hai Cinta
Aku sedang merindukanmu
Sangat

Kamis, 21 Februari 2013

Selamat Pagi Cinta



Di bawah sinar mentari pagi
Yang sejuk dan menyenangkan
Di sanalah kau berdiri menungguku
Bersandar dengan sabar seperti biasa
Sedetik kemudian bibirmu membentuk senyum merekah
Itulah saat aku datang
Menghampirimu
Memberikan senyumku yang paling indah

Selamat pagi cinta
Apakah mimpimu indah?
Tahukah kau?
Aku memimpikanmu
Tadi malam
Aku bersungguh-sungguh
Karena sebenarnya kau hadir di mimpiku setiap malam

Dan sampai di pagi ini pun
Rasanya masih tak begitu nyata
Mungkin aku masih bermimpi bertemu denganmu
Dalam mimpikah kita?

Kembali Merindukan Senja



Malam ini aku kembali merindukan Senja
Jauh di lubuk hatiku aku masih menginginkannya
Diam-diam aku masih mencintainya
Aku masih benar-benar menyayanginya
Tidak dalam bentuk nyata
Juga tidak dalam aksara
Aku mengharapkannya dalam rupa yang sederhana
Sama seperti dulu, saat ini juga
Perasaan ini masih tetap sama
Masih dengan getar yang sama
Masih dengan nada-nada yang sama
Juga masih menyuarakan nama yang sama
Dialah Senja

Senja tak pernah tahu
Berapa banyak puisi yang kutulis untuknya
Senja tak pernah tahu
Berapa banyak lagu yang aku nyanyikan untuknya
Senja bahkan tak tahu
Berapa banyak tetes air mataku yang jatuh karenanya
Dan senja tak akan tahu
Betapa aku sangat mencintainya
Meski Senja tak lagi hidup bersamaku
Meski Senja sudah menjadi bayangan selamanya

Senin, 11 Februari 2013

Cinta Pertama



Indah
Entah apa yang bersinar di dalamnya
Aku hanya tahu
Dari sanalah aku melihat sejuta kebahagiaan
Adakah kehadiranku di sana?
Dari matamu yang memandangku tulus
Dari tatapanmu yang mempesona
Sangat indah

Merdu
Kau lalu menyanyikan lagu cinta
Untukku
Dalam keheningan malam
Lewat tangan-tangan sihirmu
Ku dengar petikan gitar yang menggetarkan

Aku selalu jatuh cinta
Padamu
Pada suaramu
Pada semua yang ada pada dirimu
Cinta pertama
Aku bahkan bingung ingin bercerita apa pada bintang
Aku tak tahu harus berkata apa pada bulan
Yang aku rasakan kini
Aku bahagia karena kau ada disampingku
Cinta pertama
Aku selalu jatuh cinta padamu

Aku Jatuh Cinta


Gadis itu membuka mata
Perlahan dia menyibak tirai jendela
Dia menghirup udara pagi yang menyejukkan
Dengan senyum merekah menghias keindahan

Tanpa ragu
Tanpa tanda tanya
Dia berkata pada embun pagi
'Aku jatuh cinta'
Ini hanya perasaan sederhana
Yang masih tersimpan dalam hati

Gadis itu lalu terhanyut dalam bayangan
Membiarkan dirinya tersenyum bahagia lagi, lagi dan lagi

Jurang Tak Bertepi



Dalam jurang tak bertepi
Dalam telaga penuh nestapa
Disini aku terbangun dari mimpi
Disini aku terhenyak, terhempas di udara
Puisi tak lagi bercerita ilusi
Lagu tak lagi bersenandung melodi cinta

Embun pagi bertanya pada langit biru
Mengapa ia tak pernah bertemu mentari senja?
Langit biru mengaku
Mentari senja tak tercipta untuknya

Kasih, biar saja indah tak pernah tinggal
Pergilah bersama hembusan angin yang tanpa air mata

Kesunyian malam tak sanggup menyangkal
Di gelapnya jurang tak bertepi