Sabtu, 10 Maret 2012

Lesbian or Gay (?)

Hai ABG-ABG yang cantik dan ganteng. Kali ini gue mau berbicara tentang gay dan lesbian. "Lo tau apa emang?"-"Lo belok, Feb?"-"Lo mau judging?" Nggak, kok. Please, dibaca dulu. Ini cuma artikel yang pengen gue share aja (cuma buat ABG, lho, ya. Nggak sebanding sama artikel punya orang-orang dewasa soalnya. Hehe.). Menurut gue ini penting. Kenapa?

Gue hidup di lingkungan yang dimana beberapa temen gue adalah termasuk kelompok gay dan lesbian. Mungkin lo ada yang sama kayak gue. Gue, sih, awalnya sama sekali nggak paham. Tapi begitu gue masuk SMA dan sampai akhirnya gue jadi mahasiswi, gue udah mulai tahu banyak. Terlalu tergambar jelas di depan mata gue. Awalnya gue bilang, "otak gue nggak bisa nerima yang kayak gini!" Tapi pada akhirnya gue bilang, "Oke. Ini hidupmu. Gue nggak berhak atas apapun."

Penganut gay dan lesbian sekarang ini udah nggak asing bagi kita. Iya, nggak? Mereka udah mulai cuek dan apatis meski ada beberapa yang nutupin, sih. Tapi... nggak semua orang menerima keberadaan ini. Nggak menutup kemungkinan kalo lo berpikir sama dengan apa yang gue pikirin. Ada yang mau terima dan ada yang nggak bisa.

Contoh realnya adalah, ketika gue mengajak temen-temen gue yang gay, sebut saja X, Y dan Z bermain bersama gue dan salah satu temen gue anggaplah namanya A, dan si A ini cewek normal. Si A bisa menerima keberadaan mereka. Si A ini mengerti dan mau berbaur. Dan si A nggak memandang perbedaan, kok. Si A biasa aja gitu sikapnya.

Contoh real kedua adalah, ketika si A dan B (cewek normal) mengajak gue untuk main ke Bandung, dan gue pingin mengajak X, Y dan Z (gay). Begitu si B tahu ternyata X, Y dan Z ini gay, dia langsung membatalkan acara begitu aja. Tau nggak rasanya kayak apa? Dalem! Secara nggak langsung itu artinya dia nggak terima keberadaan temen-temen gue. Padahal mereka itu nggak jahat.

Gue juga udah sempet baca beberapa artikel yang berhubungan dengan ini. Secara konseptual ideal, kita paham kenapa perilaku seks dengan sesama jenis dilarang dalam agama. Tapi bagi sebagian manusia yang memiliki penghayatan seksual terhadap sejenis, hal ini merupakan suatu kekangan yang berat sekali untuk dijalani.

Gue dapet kutipan begini:

"Ketika seseorang diberi cobaan berupa ketertarikan seksual pada sesama jenis, ia punya pilihan untuk mempupuk dan menurutinya, atau mengekang dan menghapusnya. Dalam hal ini, yang dinilai sebagai amal baik atau buruk bukanlah ketertarikannya itu, melainkan SIKAP terhadap ketertarikannya itu, dan PERILAKUnya. Keduanya adalah hal-hal yang bisa dikendalikan oleh manusia, makanya jadi obyek penilaian. Sementara ketertarikan itu bukan dalam kendali manusia secara langsung.

Tuhan tidak akan menilai dari hasilnya (apakah saya berhasil menghapus ketertarikan itu atau gagal), yang penting adalah saya tunduk padaNya dan setiap detik perjuangan saya tidak akan disia2kannya.

Karena itu, kita perlu belajar membedakan mana2 yang DIKEHENDAKI terjadi oleh Tuhan, dan mana2 yang DIRESTUI oleh Tuhan. Sesuatu yang dikehendaki terjadi belum tentu direstui, misalnya koruptor semakin kaya dan gak ketangkep juga. Itu karena Tuhan menghendaki hal itu terjadi emlalui sistemNya: Orang mendapatkan apa yang diupayakannya. Nilep duit berarti tambah kaya, 'kan? Tapi jelas itu tidak direstuiNya. Mengapa Ia menghendaki terjadinya sesuatu yang tidak direstuiNya? Agar kita punya ladang untuk beramal melalui perbuatan membasmi kejahatan. Hanya karena mereka memiliki cobaan ketertarikan seksual pada sejenis, bukan berarti Tuhan mentakdirkan mereka jadi gay. Ini masalah pilhan: Mau mengekang atau menurutkan syahwat?

Tuhan sudah memberikan pendapatNya melalui kitab suciNya, dan kita sebagai hambaNya wajib melaksanakanNya. Kalau Dia bilang perilaku gay itu salah, maka kita atas nama kewajiban dan welas asih mengkoreksi perilaku mereka secara santun dan proporsional. Jadi, salah kalo ada yang bilang perilaku mereka itu gak salah, atau melemparkan tanggung jawab kepada Tuhan semata."

Ada satu pertanyaan, "apa seseorang cuma dihargai atau cuma bisa dinilai cuma dari orientasi sexnya?"

Siapapun yang salah dalam hal ini, kita yang sama-sama manusia nggak punya hak menghakimi apakah gay or lesbian tuh berdosa lah, bersalah lah, etc...etc....

Jangan pandang mereka hanya dengan sebelah mata. Mereka pun sama seperti kita yang normal. Nggak ada bedanya. Sama-sama doyan bikin dosa... *eh wkwk