17
Lost
(Klik
disini untuk part sebelumnya)
Rika
kini hanya bisa mematung. Dia tak bisa berteriak karena orang itu telah
membekap mulutnya secara paksa dengan kain. Tangan dan kakinya juga diikat
dengan tali. Rika hanya menangis saat itu. Terlebih lagi ketika orang bernama
John itu mengambil semua barang-barang berharga yang ada di kamar Franz.
Gadget-gadget dan koleksi jam Franz, perhiasan almarhum Risa, semua barang
berharga tak satupun John lewatkan. Awalnya John memang hanya ingin membalaskan
dendam pada The New Black. Tapi lama-lama dia 'ketagihan' dengan kekayaan para
anggota geng motor itu.
Rika
ingin menyelamatkan semua itu. Tapi dia tak tahu caranya. Dia benar-benar tak
ingin kehilangan benda-benda yang ditinggalkan Risa. Rika memohon dengan sangat
pada John dengan suara yang tidak jelas karena mulutnya tersumpal kain.
"Hooo.
Gue sampe lupa kalo ada barang berharga lain di sini."
John
lalu meletakkan tas besar berisi barang-barang curiannya di dekat tampat tidur
kemudian berjalan perlahan mendekati Rika yang tak berdaya. Rika takut sesuatu
akan terjadi padanya.
"Gue
nggak pernah tahu David punya ade secantik dan semanis lo. Lumayan juga."
"Tidak! Kumohon jangan!" Teriak Rika dalam hati.
***
Rere,
Andre dan Bima akhirnya sampai di kediaman David. Pintu pagar terbuka sedikit,
dan pintu rumahnya terbuka lebar dengan sisi yang rusak. Pasti telah dibuka
dengan paksa. Mereka bertiga ternyata langsung disambut dua anak buah John. Dua
orang itu memang berbadan besar, tapi bukan tak ada kemungkinan untuk menang.
Rere khawatir dengan John yang tak terlihat di luar dan berkeliaran di dalam
rumah mencuri barang-barang berharga. Rere harus segera menemukan John! Tidak.
Rere harus menemukan Rika! Tak peduli berapa banyak musuh lagi di dalam. Rere
memanfaatkan kayu-kayu furniture Franz yang ada di sekitarnya. Rere memulai
aksinya hanya dengan sekali pukul, karena langsung mengenai kepala lawan.
Setelah melewati beberapa musuh, Rika mendengar suara tangis Rika dari dalam
kamar Franz.
BRAK!
Pintu
terbuka dengan kasar. Di sanalah Rere terlihat benar-benar marah. Matanya
tersirat akan kebencian yang sudah memuncak. Amarahnya tak tertolerir lagi. Dia
benar-benar ingin membunuh John detik itu juga ketika dia melihat pacarnya
sedang dilecehkan seperti itu. Dia benar-benar harus menyingkirkan John.
"Rere!!"
Rika berteriak histeris saat Rere hadir. Rere, pahlawannya, akhirnya datang
untuknya.
"Lepasin
cewek gue!" Rere langsung menarik John dan melemparnya sampai terbentur
lemari kayu. Dia lalu menghajar John tanpa ampun. Biar saja John mati dan dia
masuk penjara. Rere terus memukuli John. Tangannya lalu menggapai stick golf
yang ada di pojok kamar.
John
tak punya persiapan. Dari awal dia sudah merencanakan dia takkan lama di rumah
ini, tapi ternyata Rika memaksanya untuk tidak pergi cepat. John tergoda pada
Rika yang manis itu.
Saat
sedang terpuruk, teman-teman John yang masih tersisa masuk ke dalam kamar dan
Rere langsung dihajar habis-habisan. Rere dikeroyok oleh lima orang sekaligus.
Tapi ada satu diantara dia yang sepertinya hilang kesadaran. Cowok yang bermata
sayu itu mengambil pisau dapur dari dalam tasnya. Dia mengarahkan langsung pada
tubuh Rere.
Rere
menelan ludah. Dia tahu apa yang akan terjadi. Begitu juga dengan Rika yang
kini sudah diikat kembali di tiang-tiang tempat tidur Franz. Rika berteriak
minta tolong. Tapi tetangga tak akan ada yang mendengar. Inilah tak enaknya
tinggal di perumahan elit karena sulit berinteraksi dengan tetangga.
Rere
hanya berharap teman-temannya segera datang. Tapi dia sudah tak ada harapan
lagi. Lebih tepatnya dia tak bisa berharap. Pisau telah menancap di dadanya.
Beberapa menit setelah itu sirine polisi terdengar. Rika lega karena akhirnya
polisi datang. Meringkus anak-anak muda yang dalam pengaruh minuman keras tak
sesulit yang dibayangkan. Dengan cepat polisi membereskan mereka. Tidak
tanggung-tanggung, Nico membawa 5 mobil polisi sekaligus.
David
yang babak belur langsung membuka ikatan Rika, sedangkan Nico langsung
mendekati Rere. Dengan segera dia meminta bantuan David untuk menggendongnya.
Tapi Rere menolak.
"Tunggu."
Katanya.
Rere
yang terkapar tak berdaya melihat ke arah Rika dengan baju yang penuh robekan.
Rika menangis dan memeluk Rere. "Kamu harus bertahan. Kita ke rumah sakit
sekarang."
"Nggak
perlu. Kamu... cari Niko, ya." ucap Rere sambil terbatuk-batuk. Kaus biru
mahalnya bersimbah darah. Berbicarapun sebenarnya sudah sulit. "Aku...
nggak bisa... bertahan lagi. Nggak usah... buang-buang waktu. Rika aku... aku
sayang kamu."
"Rereeeeeee!!!!!"
Yang
tadi itu adalah kata-kata terakhirnya. Tak ada pesan lagi. Juga tak ada kata
selamat tinggal. Rika menangis histeris melihat pacarnya yang sudah tak
bernyawa. Sesungguhnya tak hanya Rika, David dam Nico pun sangat kehilangan.
Tapi David lebih merasa sedih. Dia tak sanggup menahan tangisnya. Mungkin malam
ini menjadi yang pertama kalinya David menangis dihadapan orang lain. David
jatuh terduduk. Harapannya telah hilang. David benar-benar tak bisa memiliki
Rere yang selama ini dia sayangi meski hanya dia yang tahu. Dan Rika sangat
tahu bagaimana perasaan David saat ini.
Rika
melepaskan pelukannya. Lalu membiarkan David bergantian memeluk pacarnya, cinta
pertama David. David menangis tanpa suara. Tapi Rika tahu bagaimana isi hati
David dan bagaimana hatinya berbicara.
***
Hujan
deras membasahi pemakaman usai Rere dimakamkan. Kini Rika lebih sering
menghabiskan waktunya di dalam kamar. Dia sering menulis kenangan indah bersama
Rere dalam buku harian yang baru dia beli hari itu. Lalu David juga seperti
kehilangan dirinya sendiri. Daniela sampai kebingungan dengan tingkah dua anak
itu setelah kematian seorang temannya. Ya. Teman. Kebenaran tentang Rere tak
diceritakan sekalipun pada Daniela maupun pada Franz.
Rika
dan David kembali berduka pada musim penghujan di awal bulan Februari 2011.
Franz akhirnya meninggal dunia di rumah sakit. Rika dan David, keduanya sudah
tak memiliki simpanan air mata lagi. Hanya saja, Rika masih bisa ditenangkan
sedangkan David...
David
bukanlah seperti David yang dulu. Bukan David yang hebat dalam segala hal.
David kini lemah. Dan dia tak bisa melakukan apa-apa. Kesadarannya telah
hilang. Kejiwaannya terganggu. Inilah yang paling Rika takuti, David bagai raga
tak bernyawa. David sering menangis. Lalu tiba-tiba tertawa. Dan menangis lagi,
lalu tertawa lagi. Kadang dia marah-marah sambil melemparkan barang-barang di
rumah. Hingga mengharuskan Daniela mempekerjakaan pengasuh yang bisa menangani
David. Dia juga harus sering dibawa pada psikiater.
Rika
kini mengerti. David sudah terlalu lelah pada hidupnya. Dia kehilangan ayah dan
cinta pertamanya. David kini memiliki dunianya sendiri. Menyedihkan sekali
hidup Rika ini. Sungguh. Tak ada yang lebih sedih dibandingkan dengan semua hal
yang dia alami.
"Rika
sayang David?" Tanya David dengan nada yang sudah berubah. Agak seperti
anak-anak.
"Sayang,
Kak. Rika sayang David." Rika memeluk David yang sedang duduk di atas
tempat tidur saat dia sedang disuapi makan oleh Daniela. Sambil meneteskan air
mata yang tersisa, Rika berkata, "Aku sayang banget sama Kak David."
(Klik
disini untuk part berikutnya)