Sabtu, 09 Februari 2013

Could I Call It Love #15



15
Transgender Life



(Klik disini untuk part sebelumnya)




Malam telah tiba, tapi Rika masih betah di dalam kamarnya. Sesekali terdengar suara isak tangisnya. David kasihan melihat adiknya yang seperti itu, tapi Franz melarang untuk tidak menggnggunya dulu. Sambil menunggu Rika mau membuka pintu yang terkunci, David ikutan mengobrol dengan Franz dan Daniel.

Dan dalam pembicaraan itu akhirnya David tahu yang sebenarnya. Yang selama ini hilang, yang selama ini tersembunyi. Daniel menghilang belasan tahun karena dia sudah lelah dengan kehidupannya yang dipenuhi kebohongan. Daniel tak pernah bisa menjadi dirinya sendiri. Daniel sesungguhnya sama sekali tak ingin menyakiti Risa dan Rika di masa lalu. Dia mengaku dia menikahi Risa karena dia memerlukan seorang wanita untuk menutupi statusnya yang dahulu kerap selalu dijadikan bahan bullying pada masa kuliah. Begitu juga dengan kelahiran Rika. Teman-teman David yang dulu selalu mengganggunya akan percaya kalau Daniel normal ketika dia sudah melahirkan anak. Dan sebenarnya itu sangat sulit bagi Daniel. Hingga pada akhirnya Rika hadir di tengah-tengah kehidupannya.

Daniel lalu menjalanin hari-harinya sebagai seorang suami dan ayah yang tidak baik. Dia jarang pulang ke rumah. Jarang memakan masakan istrinya. Daniel sering menghabiskan waktunya di luar rumah. Bahkan saat pulang bekerja pun dia masih sempat mengunjungi klub-klub malam.

Satu tahun setelah menikah, Daniel semakin yakin dengan keputusannya untuk merubah status dan segalanya. Daniel akhirnya pergi tanpa jejak, sampai 17 tahun lamanya. Dia pergi ke sebuah tempat yang sangat jauh dari Jakarta.

Pada saat itu Daniel pergi meninggalkan Jakarta dan menetap di Belanda bersama teman baiknya yang berkebangsaan Belanda. Di sanalah dia melakukan operasi kelamin dan operasi plastik secara bertahap. Daniel tinggal di kota kecil bernama Groningen, yang sering disebut dengan 'kota sepeda' karena orang-orang di sana lebih senang memakai sepeda untuk melakukan aktivitas. Dan seperti yang semua orang tahu, Belanda adalah salah satu negara yang bebas. Bebas dalam artian mereka tetap masih harus bertanggung jawab dengan apa yang penduduknya lakukan. Dan tentunya, operasi Daniel pun bukan hal yang tak biasa.

Setelah operasi berhasil, Daniel merubah namanya menjadi Daniela. Dan sejak saat itu, Daniel berjanji pada dirinya sendiri untuk tak akan pernah kembali ke negara asalnya dan dia akan tinggal selamanya di Groningen. Tapi keadaan berubah ketika tahun 2008 terjadi. Daniela mendapati infeksi guratan pada kulitnya. Lalu pada akhirnya dia melakukan penyembuhan dan operasinya yang kesekian kali. Tapi akhirnya tak sesuai harapan.

Dulu, saat Daniela meeting di kantor, dia bertemu dengan partner yang memiliki kekasih seorang transgender juga. Dari sanalah Daniela berencana akan mengikuti jejak sang teman. Mengunjungi Asia tempat temannya itu operasi plastik. Karena begitu bertemu langsung dengan kekasih partnernya itu, Daniela langsung tertarik dan ingin cepat-cepat berangkat menuju Singapura. Tapi lagi-lagi operasinya tak sesuai harapan. Dia memang mendapatkan pelayanan dan hasil terbaik, tapi tak lama setelah itu Daniela mengalami pendarahan yang menyebabkan dia kritis dan harus tinggal di rumah sakit itu.

"Akhirnya aku dirawat di sana sampe tiga bulan lebih. Lama sekali, ya?"

David selalu antusias dengan setiap perkataan Daniela. "Tante kok dirawatnya lama banget?"

"Tekanan darahku turun. Katanya detak jantungku nggak teratur dan bisa berakibat kena serangan jantung. Uh. Apalagi aku ada keturunan jantung. Makin takut, deh."

Dan pada akhirnya Daniela jadi langganan rumah sakit itu. Dan diapun menetap di sana sampai akhir tahun 2009 karena jatuh cinta pada seorang dokter spesialis jantung. Dan rumah sakit yang menjadi langganannya itu adalah rumah sakit yang ternyata didatangi oleh Franz. Pada saat bertemu Franz di bulan September, Daniela langsung mengenali Franz yang terlihat duduk di kursi roda. Saat itu Franz kaget karena tiba-tiba seorang wanita tak dikenal berlari-lari dan memanggil-manggil namanya dari kejauhan. Penglihatan Franz yang semakin buruk, sama sekali tak bisa melihat siapa dia yang berlari ke arahnya. Tapi meskipun sudah dekat, Franz masih tak bisa mengenalinya.

Awalnya Franz pikir kalau dia sudah mulai lupa ingatan. Tapi begitu wanita itu memperkenalkan dirinya barulah Franz tersadar kalau wanita itu adalah laki-laki yang paling dibencinya. Tapi semakin hari, rasa benci itu pun memudar. Seperti kata Franz dulu, Daniel ataupun yang sekarang berubah namanya menjadi Daniela, tetap menjadi orang yang tak bisa dimusuhi.

Selama berbulan-bulan, Daniela sering berkunjung ke ruang inap Franz. Dan terkadang Daniela dan Om Ari bergantian tidur saat menjaga Franz. Hingga pada akhirnya Franz sudah menyerah akan penyakitnya dan kembali ke Jakarta untuk menghabiskan sisa hidupnya. Franz kembali ke Jakarta mengajak Daniela. Awalnya Daniela menolak karena dia tahu, putri semata wayangnya tak akan suka jika bertemu dengannya.

"Jadi Papa maksa?" David langsung bertanya pada Franz yang sedang mencemili kue.

"Ya habis gimana lagi. Papa kan mau nemuin Daniela sama Rika." Jawab Franz.

Daniela jadi terlihat sedih. Tapi wajahnya kemudian berbinar-binar ketika gadis kecilnya muncul dari belakang dan memeluknya dengan hangat sambil menangis.

Rika berkata, "Aku merindukanmu."

"Aku juga, Sayang." Lalu Daniela mencium kening Rika.

Lalu setelah itu tak ada percakapan lagi antara keduanya. Hal yang menjadi alasan utama adalah karena kecanggungan antara Rika dengan Daniela. Rika bahkan bingung harus memanggil Daniela dengan sebutan apa. Rika tak mungkin memanggil 'Papa' pada Daniela. Waktulah yang saat ini sangat diperlukan bagi semuanya. Daniela tetap yakin Rika akan bisa akrab dengannya. Dan yang terjadi selanjutnya adalah Daniela tinggal di rumah Franz dan menjadi bagian dari keluarga kecil mereka. Saat ini mereka jadi tinggal berempat.

Perlahan-lahan, Rika mulai mendekati Daniela dan mengajak bicara lebih dulu. Dan Daniela semakin bersemangat dan sedikit melupakan perasaan rasa bersalahnya pada Rika. Semakin hari juga mereka menjadi semakin akrab. Keadaan Franz juga meskipun tak berubah, dia tetap masih memiliki semangat hidup.

Keluarga yang berbahagia ini hanya bertahan sampai hari kelulusan Rika. Setelah Rika lulus, keadaan berubah drastis. Franz tiba-tiba ditemukan terjatuh di dekat tempat tidurnya. Dia kejang dan tak bisa mengeluarkan suara sedikitpun, dia lalu segera dibawa ke rumah sakit. Keadaannya sangat kritis. David dan Daniela sebenarnya sudah tahu hal ini akan terjadi, tapi mereka hanya tak tahu sampai kapan Franz bisa bertahan hidup. Berbeda dengan Rika yang sama sekali tak tahu dengan keadaan Franz. Tapi para dokter akan melakukan yang terbaik. Berusaha semaksimal mungkin untuk memperpanjang umur sang ayah.

Keadaan yang menyedihkan juga datang dari David, Rere dan Nico. Ketiganya kini sering terlihat dengan wajah dan tubuh yang penuh luka. Dikabarkan kalau mereka bersama gengnya terlibat perkelahian dengan musuh bebuyutannya. Setiap pulang ke rumah, David selalu terlihat penuh kemarahan dan kebencian. David semakin tak terlihat seperti dirinya yang biasanya. David bahkan sudah tak pernah kuliah lagi. David juga sudah jarang menjenguk Franz di rumah sakit. Belum lagi soal Rere yang sudah beberapa kali tak menjawab telepon Rika. Padahal Rika hanya ingin tahu bagaimana kabar pacarnya. Kalau saja Franz sehat, Rika pasti saat ini sedang mencari-cari keberadaan Rere.

"Rere, kamu dimana?" Rika menangis di balkon rumah sakit tempat Franz dirawat.


(Klik disini untuk part berikutnya)